Depresi, termasuk depresi yg disertai ansietas. Ggn cemas atau ggn cemas menyeluruh (termasuk terapi jangka panjang), kecemasan sosial, & ggn panik. Pencegahan relaps & rekurensi depresi.
Dosis awal : 75 mg 1 x/hr. Apabila pasien tidak merespon pada dosis awal dapat ditingkatkan hingga dosis maksimal 225 mg/ hari. Setelah 2 minggu ( namun tidak <4 hari), dapat ditingkatkan 150 mg - 225 mg 1x/hari bila perlu. Pasien dg depresi yg lebih berat Dosis rata-rata: 350 mg/hr (kisaran dosis: 150-375 mg/hr). Gangguan panik Dosis awal tunggal : 37.5 mg/ hr selama 4-7 hari kemudian 75 mg/hr hingga maks. 225 mg/ hari. Peningkatan dosis tidak kurang dr 4 hari. Gangguan fungsi ginjal dosis dikurangi 25-50% pada pasien dengan GFR 10-70 mL/menit. Total dosis per hari dikurangi 50% pada hemodialisis. Gangguan fungsi hati Kurangi dosis sebesar 50% pada pasien ggn hati ringan sampai berat.
Sebaiknya diberikan bersama makanan : Berikan pd waktu/jam yg kurang lebih sama tiap hr. Telan utuh, jangan dipotong/dihaluskan/dikunyah atau dimasukkan ke air minum.
Hipersensitivitas. Penggunaan bersama MAOI.
Pantau & amati dengan cermat untuk perburukan klinis & bunuh diri. Efek penghentian. Gejala disfungsi seksual. Peningkatan risiko patah tulang. Reaksi seperti NMS. Pasien dg riwayat kejang, penyalahgunaan obat, agresi. Hentikan penggunaan jika kejang berkembang. Riwayat belum lama terkena infark miokard atau penyakit jantung yg tidak stabil . Pemantauan tekanan darah dianjurkan pada pasien yang menggunakan dosis >200 mg per hari. Kendalikan hipertensi yang sudah ada sebelumnya sebelum perawatan. Pasien yang kondisi dasarnya dapat terganggu oleh peningkatan tekanan darah atau peningkatan detak jantung; faktor risiko perpanjangan QTc. Peningkatan TIO atau pasien yang berisiko glaukoma sudut sempit akut. Riwayat individu atau riwayat keluarga gangguan bipolar. Hiponatremia. Pasien yang cenderung mengalami perdarahan, termasuk yg sedang menggunakan antikoagulan & antiplatelet. Penggunaan bersamaan dengan obat penurun berat badan. Pertimbangkan untuk dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol serum selama terapi jangka panjang. Dianjurkan pengurangan dosis secara bertahap. Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin. Kehamilan. Tidak dianjurkan pada wanita menyusui. Anak <18 thn. Lansia.
Insomnia; sakit kepala, pusing, sedasi/mengantuk; mual, mulut kering, sembelit; hiperhidrosis. Nafsu makan menurun; mimpi abnormal, gugup, penurunan libido, agitasi, anorgasmia; akatisia, tremor, parestesia, disguesia; gangguan penglihatan, gangguan akomodasi, midriasis; tinitus; takikardia, palpitasi; hipertensi, rasa panas & kemerahan pd wajah; dispnea, menguap; diare, muntah; ruam, pruritus, keringat malam; hipertonia; keraguan & retensi urin, polakisuria; gangguan ejakulasi, disfungsi ereksi; kelelahan, astenia, menggigil; penurunan/peningkatan berat badan.
Dengan MAOI menyebabkan AR berat. Obat-obatan yang aktif pada SSP; agen serotonergik lainnya (termasuk triptan, SSRI, SNRI lain, amfetamin, litium, sibutramine, opioid (misalnya: fentanyl & analognya, tramadol, dextromethorphan, tapentadol, meperidine, methadone, pentazocine), atau St. John's wort, obat yang merusak serotonin's metabolisme (misalnya, linezolid & methylene blue) atau prekursor serotonin (misalnya, suplemen triptofan).Peningkatan risiko perpanjangan QTc &/atau aritmia ventrikel dengan beberapa antipsikotik & antibiotik. Penurunan AUC & kadar maks indinavir. Peningkatan AUC & Cmax haloperidol. Kadar obat dlm plasma lebih tinggi dengan ketoconazole. Peningkatan kadar obat dlm plasma & mengurangi efek penurun TD dari metoprolol. Peningkatan AUC risperidon. Metabolisme obat menurun dengan inhibitor CYP2D6. Kadar obat meningkat dengan inhibitor CYP3A4. Menyebabkan hasil positif palsu pd tes skrining immunoassay urin untuk PCP & amfetamin.
N06AX16 - venlafaxine ; Belongs to the class of other antidepressants.
Efexor XR cap 75 mg
2 × 14's (Rp790,799/boks)